Minggu, 24 Mei 2009

Penyesalan si Pemalas


Penyesalan si Pemalas

Dongeng dari negeri Hindustan (diceritakan kembali oleh Henny P.S)

Vijay adalah seorang anak pemalas. Ia tinggal bersama ayah tiri dan ibu kandungnya di rumah yang mungil. Untuk menghidupi keluarga, ayah tiri Vijay bekerja sebagai buruh tani ditanah pertanian yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka. Ayahnya ini bukanlah seorang yang bersifat galak atau keras. Meskipun cuma ayah tiri, ia adalah seorang ayah yang baik. Ia sangat sayang kepasa Vijay. Tetapi Vijay merasa bahwa seorang ayah tiri itu pastilah jahat, tidak pernah sayang kepada anak tirinya. Itu yang ia dengar dari cerita orang-orang. Jika ayah menunjukkan rasa sayang padanya, pasti itu hanya pura-pura, pikirnya.

Suatu hari Vijay diminta ayahnya untuk mencari kayu bakar di hutan. Persediaan kayu bakar dirumah mereka hampir habis. Biasanya memang ayahnya yang selalu melakukan pekerjaan itu, tetapi kali ini ayahnya merasa sangat lelah setelah bekerja cukup lama di tanah pertanian.

Vijay merasa kesal dengan suruhan itu. Ia ingin bebas main kapanpun ia mau. Tidak harus terikat dengan suruhan-suruhan macam begini. Ini pasti karena ayah tak menyukaiku, gumam Vijay dalam hati. Dengan perasaan malas yang amat sangat, Vijay menjauh dari rumahnya untuk bermain di desa sebelah. Ia ingin bebas dari suruhan orang tuanya tadi.

Ayah dan ibunya bingung mencarinya. Mereka berdualah yang akhirnya mencari kayu bakar sambil berusaha pula mencari Vijay. Setelah matahari terbenam, mereka pulang kembali ke rumah dan berharap Vijay sudah ada di rumah. Namun ternyata harapan mereka tak terkabul. Mereka cemas. Tapi tak berapa lama barulah Vijay pulang. Kedua orang tua Vijay tak henti-hentinya bertanya, kemana saja Vijay siang tadi. Vijay cuma bilang, “Main,” kemudian langsung masuk kamar karena kesal dengan pertanyaan-pertanyaan ayah dan ibunya. Ia tidak tahu bahwa ayah dan ibunya sangat mencemaskannya. Di dalam kamar, ditutupnya telinganya kuat-kuat karena tidak mau mendengar nasihat-nasihat ayah dan ibunya.

Keesokan harinya, karena benar-benar malas, ia bangun tidur kesiangan sekali. Sebenarnya ia memang sengaja tidak bangun pagi. Sebab pada pagi hari ibunya sering menyuruhnya membawakan makanan untuk ayahnya yang sedang bekerja di sawah, karena ayahnya tak sempat makan pagi. Kemalasannya makin menjadi-jadi pada saat ibunya memintanya untuk membantu memerah susu sapi, Vijay menolak.

Karena anaknya tidak menurut, ibu amat marah. Vijay kesal jadinya. Tidak biasanya ibunya memarahinya sampai seperti itu. Ia merasa ibunya telah dipengaruhi ayahnya untuk membenci dirinya. Diam-diam, untuk menghindari suruhan orang tuanya, ia mengatur siasat. Pada siang hari ia bersembunyi di sebuah lubang di belakang rumahnya.

”Dengan begini aku bisa bebas dari pekerjaan-pekerjaan yang dilimpahkan kepadaku,” tukasnya dengan wajah yang berseri-seri karena mendapat ide seperti itu.

Setelah makan siang, Vijay mulai melaksanakan rencananya. Ia masuk ke dalam lubang yang dalamnya hampir sama dengan tingi tubuhnya. Agar tak terlihat, ia menimbuni dirinya dengan sampah-sampah. Pada malam harinya, ketika ia merasa lapar, ia keluar dari lubang persembunyiannya itu untuk makan. Ayah dan ibu terus menerus menasihatinya agar tidak bermain jauh-jauh. Ya, memang begitulah dugaan ayah dan ibu Vijay. Mereka tidak tahu kalau Vijay selalu bersembunyi di lubang belakang rumah.

Kelakuan Vijay yang aneh itu berulang dan berulang kembali.

Hingga suatu saat, ketika Vijay sedang bersembunyi di lubang seperti biasa, dari kedua tangannya tumbuh bulu-bulu yang hitam mengkilat. Ia sangat kaget. Ia ingin segera membersihkan sampah yang ditimbunnya diatas lubang. Tetapi, kemudian ia merasa kakinya sudah menekuk, tidak lurus lagi, dan ditumbuhi bulu yang sangat lebat. Perlahan-lahan keluar sesuatu yang panjang dari bawah punggungnya. Waaah, ekor! Ia kini punya ekor! Vijay ngeri sendiri. Ternyata karena begitu lama dan seringnya ia bersembunyi di dalam tanah dan ditimbuni sampah, sekujur tubuhnya ditimbuni bulu. Rupanya dewa telah mengutuknya menjadi tikus karena kemalasannya. Ia tidak berani keluar dari lubang itu, karena merasa malu.

Ayah dan ibu Vijay bingung karena lama tak melihat Vijay. Mereka mencarinya kesana kemari. Vijay malu sekali dan hanya berani keluar pada malam hari. Setiap malam ia selalu menyaksikan ayah ibunya terus meneruskan mengkhawatirkannya. Vijay baru sadar bahwa mereka itu sangat sayang kepadanya. Namun menyesal kemudian memang tiada berguna, sebab orang tuanya sudah tidak mengenalinya lagi. Jadilah Vijay hidup mengembara kesana kemari.

Setiap hari, sebelum malam tiba, ia selalu bersembunyi dengan membuat lubang di bawah tanah. Hal itu dilakukannya karena takut ditertawakan orang arena tubuhnya sudah berubah menjadi makhluk yang menjijikan. Jika hari sudah gelap barulah ia keluar mencari makan.

Itulah sebabnya sampai kini, tikus-tikus hanya berkeliaran ada malam hari. Sedang pada siang hari mereka bersembunyi di sarang-sarang mereka di bawah tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar